TEMPO.CO, Jakarta - Iran menolak tudingan Amerika Serikat sebagai pelaku penyerangan drone ke fasilitas minyak perusahaan raksasa minyak Arab Saudi, Saudi Aramco pada Sabtu pekan lalu.
Iran kemudian memperingatkan Washington bahwa Teheran siap untuk perang.
"Tuduhan bahwa Iran berada di belakang serangan drone ke fasilitas minyak Saudi tidak berdasar dan salah," kata Seyyed Abbas Mousavi, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran hari Minggu, 15 September 2019 seperti dilaporkan Russia Today, 15 September 2019.
Menurut Mousavi, tudingan terhadap Iran bertujuan untuk merusak citra Iran di pentas dunia dalam persiapan untuk tindakan masa depan melawan Teheran.
"Amerika mengadopsi kebijakan tekanana maksimum terhadap Iran, yang mana karena kegagalannya cenderung mengarah pada kebohongan maksimal," kata Mousavi.
Komandan Pasukan Luar Angkasa Garda Revolusi Iran, Amir Ali Hajizadeh memperingatkan bahwa Iran sepenuhnya siap untuk membalas jika serangan terjadi
"Semua orang harus tahu bahwa seluruh pangkalan Amerika dan kapal mereka dalam jarak 2 ribu kilometer dari Iran berada dalam jangkauan rudal-rudal kami," kata Hajizadeh.
Sebelumnya, milisi Houthi yang selama ini didukung Iran dalam perang di Yaman mengklaim bertanggung jawab atas serangan drone ke 2 fasilitas minyak mentah Saudi Aramco pada Sabtu pekan lalu.
Sebanyak 10 drone militer dilaporkan menghantam dua fasilitas penyulingan minyak Arab Saudi yang mengakibatkan kerusakan dan kebakaran besar.
Sejak perang di Yaman di mana Arab Saudi memimpin pasukan koalisi berperang melawan Houthi yang mendongkel presiden Abdrabbuh Mansur Hadi, milisi Houthi kerap menyerang berbagai fasilitas masyarakat Arab Saudi termasuk 2 fasilitas minyak melalui peluncuran roket, rudal, dan drone.